Thursday, January 7, 2016

MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM KELAS


MANAJEMEN
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELAS
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu : Agus Sutiyono

Di Susun Oleh :
Ismi Nur Lailil M.          (1403036075)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014/2015


I.                  PENDAHULUAN
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, guru dituntut untuk faham tentang filosofis dari mengajar dan belajar itu sendiri. Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi sejumlah perilaku yang akan menjadi kepemilikan siswa.
Pengaturan metode, strategi, dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Untuk mewujudkan manajemen kelas di sekolah islam, lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Manajemen kelas disekolah islam tidak hanya pengaturan belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tapi menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif. 
II.               RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam,...?
B.     Bagaimana Konsep Manajemen Lembaga Pendidikan didalam Kelas,...?
C.     Apa Saja Ruang Lingkup Manajemen didalam Pengelolaan Kelas,...?
D.    Apa Tujuan Manajemen didalam Pengelolaan Kelas,...?
E.     Bagaimana Pendekatan Manajemen daidalam Pengelolaan Kelas,...?

III.           PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam dapat diartikan secara etimologi dan terminologi, secara etimologi kata “manajemen” berasal dari kata “managio”, berarti “pengurusan” atau “managire”, yaitu melatih dalam mengatur langkah-langkah atau dapat juga berarti bahwa manajemen sebagai ilmu, kiat dan profesi. (Sagala,2004:13)
Dan dapat diartikan juga untuk mengelola, memeriksa atau mengawasi dan mengurus.
Secara terminologi kata “manajemen” memiliki banyak makna, antara lain Manajemen merupakan proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. (Fattah, 2004:1)
Ramayulis (2008:362) menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir(pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT. yang
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. (QS. As-Sajadah : 5)
Manajemen adalah mengetahui kemana yang akan dituju, kesukaran atau kejelekan apa yang harus dihindari, kekuatan apa yang harus dijalankan dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota anda dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya.[1]
Manajemen merupakan kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

B.     Konsep Manajemen Kelas
Arikunto menjelaskan pengertian kelas sebagai sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dan yang dimaksud dengan kelas bukan hanya kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding tempat para siswa berkumpul bersama untuk mempelajari segala yang disajikan oleh pengajar tetapi lebih dari itu kelas merupakan suatu unit kecil siswa yang berinteraksi dengan guru dalam proses belajar mengajar dengan beragam keunikan yang dimiliki.[2]
Kelas dari lingkungan belajar siswa merupakan aspek dari lingkungan yang harus diorganisasikan dan dikelola secara sistematis agar tercapai secara efektif dan efisien. Adapun perbedaan dari manajemen yang efektif dengan manajemen yang efisien, berikut ini :
MANAJEMEN EFEKTIF
MANAJEMEN EFISIEN


1. Membuat yang benar
1. Mengerjakan dengan benar
2. Mengkreasikan alternatif-alternatif
2. Menyelesaikan masalah-masalah
3. Mengoptimalkan sumber-sember pendidikan
3. Mengamankan sumber-sumber pendidikan
4. Memperoleh hasil pendidikan
4. Mengikuti tugas-tugas pekerja
5. Meningkatkan keuntungan pendidikan
5. Merendahkan biaya dalam pendidikan














              Bagan di atas bermaksud agar para manajer mengusahakan ada kesejajaran antara efektif dan efisien dalam manajemennya. Manajemen yang efektif saja sangat mungkin merupakan suatu pemborosan. Sebaliknya manajemen yang efisien saja tidak akan memenuhi tujuan lembaga Pendidikan Islam.   
            Adapun, karakteristik lingkungan yang baik itu diantarannya adalah kelas memiliki sifat merangsang dan menantang siswa untuk selalu belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan belajar. Dari sini, tepat dapat dikatakan, bahwa pengelolaan kelas secara dinamis merupakan penentu perwujudan proses belajar mengajar yang efektif. 
Manajemen Kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mangarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peragaa, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.[3]
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang guru secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang dinamis dan kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas dan strategi pembelajaran yang baik sangatlah penting, agar dapat mengurangi rasa kebosenan, kemalasan, kekacauan dalam kelas, dan gangguan-gangguan yang mengganggu dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, meningkatkan keterikatan atau kekreatifitasan dalam kelas sangatlah penting untuk meningkatkan akademik dan kesempatan dalam belajar.
C.    Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas
Ruang lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1.      Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik.
2.      Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non fisik.
Kedua hal tersebut perlu dikelola dengan baik dan benar agar bisa tercipta suasana yang kondusif sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Adapun pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini berkaitan dengan kelaksanaan atau pengaturan kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi oleh dinding tempat siswa berkumpul bersama mempelajari segala yang diberikan oleh pengajar, dengan harapan proses belajar-mengajar bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
Manajemen kelas yang baik memungkinkan guru mengembangkan apa-apa yang diinginkannya. Dengan demikian, guru juga bisa membina hubungan yang baik dengan murid. Pelaksanaan proses penddikan khusunya pendidikan islam yang dilaksanakan secara demokratis, terbuka dan dialogis. Seperti yang telah diungkapkan oleh Ahmad Warid Khan[4] bahwa praktek-praktek pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebebasan menuntut keterbukaan dan intensitas dialog dalam proses belajar-mengajar. Hal ini, diperlukan karena dengan penciptaan suasana dialogis, secara psikologis akan membuat anak didik merasakan bahwa dirinya turut terlibat, ikut menciptakan dan bahkan merasa memiliki. Kemungkinan besar   akan berdampak positif dalam perkembangan potensi-potensi dasar anak.
D.    Tujuan Pengelolaan Kelas
Sebagai pengelolaan kelas yang baik guru atau wali kelas dituntut untuk mengelola kelas sebagai lingkungan belajar-mengajar siswa, juga sebagian dari lingkungan sekolah digunakan yang perlu diorganisasikan. Karena tugas guru yang utama adalah menciptakan suasana yang  ada di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Oleh sebab itu, guru dan wali kelas dituntut memiliki kemampuan yang inovatif dalam mengelola kelas.
Secara umum yang menjadi tujuan pengelolaan kelas dalam pandangan Sudirman adalah penyediaan fasilitas ada bermacam-macam, sperti; kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana yg disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap apresiasi para siswa.[5]
Secara khusus yang menjadi tujuan pengelolaan kelas dalam pandangan Usman adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Menurut Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan manajemen kelas adalah:
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas-fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa agar belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
4.      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.
Konsep dasar yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah penempatan individu, kelompok, sekolah dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas guru sebagai mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk saat ini. Sekarang aktivitas guru yang terpenting adalah memanaj, mengorganisir dan mengkordinasikan segala aktivitas peserta didik menuju tujuan pembelajaran. Mengelola kelas merupakan ketrampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.

E.     Pendekatan Pengelolaan Kelas
Dalam rangka menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam proses pembelajaran, seseorang guru harus memahami dan dapat memilih pendekatan yang tepat dalam mengelola kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Adapun beberapa uraian pendekatan pengelolaan kelas sebagai berikut;
1.      Behaviour Modification Approach
Dalam pendekatan perilaku ini dapat diartikan bahwa mengabaikan perilaku siswa yang tidak diinginkan dan menunjukkan persetujuan atas perilaku yang diinginkan adalah amat efektif dalam menumbuhkan perilaku yang baik bagi para siswa di kelas, sedangkan menunjukkan persetujuan atas perilaku siswa yang baik merupakan kunci pengelolaan kelas yang efektif.
2.      Socio Iklim Sosioemosional
Menurut Rogers William Glasser bahwa pengajar perlu bersifat tulus terhadap siswanya, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, serta memahami siswa dari sudut siswa itu sendiri (Ephatic Understanding). Sedangkan, Glasser lebih menekankan pada pentingnya pengajar membina rasa tanggung jawab dan harga diri siswa. Adapun Rudolf Dreikurs menekankan pentingnya proses suasana dalam kelas yang demokratis (Democratic Classrom Processes).
3.      Group Processes Approach
Menurut R.A. Schmuck dan P.A. Schmuk bahwa terdapat enam unsur yang berkaitan dengan pengelolaan kelas. Enam unsur-unsur kelas yang dimaksud adalah harapan, kepemimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi, dan keeratan hubungan.[6] Johnson dan Bany mengemukakan dua jenis pengelolaan kelas yang penting adalah ;
1.      Kemudahan (facilitation)
2.      Pemeliharaan (maienance)
Guru sebagai pengelola kelas dalam proses pembelajaran dituntut agar bisa melaksanakan kedua unsur pengelolaan kelas tersebut secara efektif dan efisien.
Dari ketiga pendekatan diatas perlu dipahami dan dikuasai oleh para guru dalam rangka mengadakan pengelolaan kelas secara baik. Pendekatan-pendekatan tersebut dalam realisasinya perlu digabungkan dalam pelaksanaannya dengan mempertimbangkan kondisi kelas, karakteristik siswa, dan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Agar manajemen dalam kelas ini dapat berjalan dengan baik secara efektif dan efisien. 

IV.           KESIMPULAN
 Manajemen Pendidikan didalam kelas sangatlah penting agar menjadi suatu kegiatan atau rangkaian yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Di dalam Manajemen Kelas ini kita harus dapat membuat suasana didalam kelas senyaman mungkin, agar proses belajar-mengajar didalam kelas tidak membosankan, menjenuhkan, dan terganggu dalam hal-hal yang tidak diinginkan.
Manajemen kelas mempunyai konsep yang efektif dan efisien agar para pengajar dapat memberikan pembelajaran yang baik dan benar, dapat mengerti apa yang siswa inginkan dalam konsep belajar-mengajar agar dapat menerima materi dari pengajar dengan baik.Ruang Lingkup dalam manajemen kelas  juga ada yang bersifat fisik dan bersifat non fisik, sifat tersebut dikelola dengan baik dan benar agar bisa tercipta suasana yang kondusif sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Bertujuan agar menjadikan pembelajaran didalam kelas yang efektif dan efisien untuk menciptakan suasana yang  ada di dalam kelas terjadi interaksi belajar mengajar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Dan pendekatan  pengelolaan yang baik dapat dilihat dari perilakunya, cara bersosialisasi siswa dan kelompok siswa dalam berinteraksi untuk membangun pembelajaran yang baik.


                                                                                                                                                                                                                                                                    




[1] Sayyid Mahmud Al-hawariy, Al-Idarah Al-Ushus Waususul Ilmiah, (Kairo: cetakan ketiga,tt), 569
[2] Arikunto dalam  Ali Rahmad, Meniti Jalan Pendidikan Islam, (Tulang-agung: Pustaka Pelajar,2003), 279
[3] Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, (Jakarta: 1996)
[4] Ajmad Warid Khan, Membebaskan Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Istawa,2002), 200
[5] Lihat Rahmad, Meniti Jalan Pendidikan Islam, 284
[6] Diknas, Pendekatan Kontekstual (Contekstual Teaching, Learning) CTL, (Kalara: Dikdasmen,tt), 76

No comments:

Post a Comment