Wednesday, May 11, 2016

Artikel IBJ

Judul               : Kajian Historis Islam dan Budaya Jawa di Museum Ronggowarsito
Penulis             : Ismi Nur Lailil M.
Identitas Penulis :
Ismi Nur Lailil Mufarrokhah lahir di Semarang, 27 Mei 1996. Jenjang pendidikan Sekolah Dasar di  SDN Sukorejo 03 Gunung Pati, SMP Roudlotus Saidiyyah Gunung Pati, dan melanjutkan ke MAN 1 Semarang. Sekarang sedang melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang dengan Fakultas Tarbiyah dan Jurusan Manajemen Pendidikan Islam.
Lembar kerja ini merupakan artikel dalam mengikuti mata kuliah Islam dan Budaya Jawa dengan Dosen Pengampu Rikza Chamami. Artikel ini dilampirkan dalam bentuk sederhana dan menuntut mahasiswa untuk aktif dalam pengamatan mata kuliah Islam dan Budaya Jawa yang diadakan di Museum Ronggowarsito pada tanggal 24 April 2016, agar mata kuliah yang terkesan membosankan akan lebih menarik dan lebih asyik lagi untuk mempelajari Islam dan  Budaya Jawa.
Isi Artikel        :
Museum Ronggowarsito Jawa Tengah yang didirikan pada 5 Juli 1989 yang berada di Jl. Abdul Rahman Saleh No.1 Kalibanteng, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini didirikan untuk menyimpan dan memamerkan berbagai warisan islam dan jawa kuno dimana budaya-budaya yang perlu kita ketahui khususnya budaya Kota Semarang.
Dalam museum ini memiliki berbagai macam koleksi dari zaman peninggalan budaya dan kerajinan dari peradaban Hindu dan Budha, seperti adanya miniatur dari candi-candi yang ada di Jawa Tengah, berbagai arca-arca, berbagai perunggu pada peradaban zaman dahulu dan juga ada miniatur patung Dewa Hindu dan Budha, dan sebagainya. Ada juga koleksi kebudayaan yang bercorak Islam dari miniatur Masjid Agung Demak dan Menara Masjid Kudus, replika kaligrafi, salinan Al-Qur’an yang ditulis dengan tangan, dan masih banyak lagi.
Koleksi yang lain terdapat berbagai wahana Geologi, Geografi dan wahana tentang Paleontologi dan adanya binatang-binatang langka yang diawetkan. Ada juga koleksi-koleksi yang bersejarah perjuangan Indonesia dimana benda-benda yang dipakai ketika perang pada zaman pertempuran bangsa Indonesia yang merebut kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi seperti pertempuran Lima Hari Semarang, Pertempuran Pemberontakan PKI di Cepu, Serangan 1 Maret dan yang lainnya.
Mengetahui berbagai koleksi di Museum sangat menyenangkan apalagi mengetahui berbagai koleksi tentang kerajinan dan kesenian tradisional dimana ada macam-macam kerajinan tradisional seperti berbagai motif batik yang ada di Jawa Tengah. Dan kesenian tradisional yang menampilkan koleksi benda dan peralatan kesenian yang menjadi seni pagelaran, seni pertunjukan dan seni musik yang ada di Jawa Tengah.  Koleksi-koleksi di Museum Ronggowarsito sangat banyak kurang lebih memiliki 59784 koleksi.
Dengan berkunjung di Museum Ronggowarsito pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan adalah pengetahuan tentang Awal Mula Semarang dimana Kota Semarang dimasa awal peradaban Islam di Pulau Jawa pada abad ke 16 Masehi. Dimana Ki Ageng Pandanaran seorang keturunan ningrat dari kerajaan Demak yang enggan memilih untuk menjalani kehidupan sebagai tokoh penyebar agama Islam. Ki Ageng Pandanaran mendirikan pesantren dengan membuka kawasan hutan, yang kita kenal dengan kawasan Babakan.
Semakin berkembang pemukiman yang didirikan Ki Ageng Pandanaran yang juga dikenal sebagai Pandanaran I, lalu didirikanlah beragam sarana pendukung  seperti masjid, pasar, lahan pertanian. Kelak inilah yang membuat Pandanaran I disebut sebagai Juru Nata yang akhirnya hingga sekarang menjadi kawasan di sebelah Babakan yaitu Jurnatan. Sepeninggal Pandaran I pada 1496, puteranya Pandanaran II meneruskan ayahnya dan Semarang pun semakin berkembang. Hingga akhirnya diputuskan wilayah  Semarang menjadi Kabupaten di bawah Kesultanan Pajang Sultan Hadiwijaya 2 Mei 1547.