MANAJEMEN
LEMBAGA
PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELAS
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen
Pengampu : Agus Sutiyono
Di
Susun Oleh :
Ismi
Nur Lailil M. (1403036075)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014/2015
I.
PENDAHULUAN
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat
ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut
untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
di dalam kelas. Oleh karena itu, guru dituntut untuk faham tentang filosofis
dari mengajar dan belajar itu sendiri. Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer
ilmu pengetahuan, akan tetapi sejumlah perilaku yang akan menjadi kepemilikan
siswa.
Pengaturan metode, strategi, dan
kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen pembelajaran
yang harus dilakukan oleh guru. Untuk mewujudkan manajemen kelas di sekolah
islam, lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung
meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Manajemen kelas disekolah islam tidak
hanya pengaturan belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tapi menyiapkan
kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan dan suasana
belajar yang efektif.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Apa
Pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam,...?
B. Bagaimana
Konsep Manajemen Lembaga Pendidikan didalam Kelas,...?
C. Apa
Saja Ruang Lingkup Manajemen didalam Pengelolaan Kelas,...?
D. Apa
Tujuan Manajemen didalam Pengelolaan Kelas,...?
E. Bagaimana
Pendekatan Manajemen daidalam Pengelolaan Kelas,...?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajemen
Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam dapat diartikan secara etimologi dan terminologi, secara
etimologi kata “manajemen” berasal dari kata “managio”, berarti “pengurusan”
atau “managire”, yaitu melatih dalam mengatur langkah-langkah atau dapat juga
berarti bahwa manajemen sebagai ilmu, kiat dan profesi. (Sagala,2004:13)
Dan dapat diartikan juga untuk
mengelola, memeriksa atau mengawasi dan mengurus.
Secara terminologi kata
“manajemen” memiliki banyak makna, antara lain Manajemen merupakan proses
merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan
segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
(Fattah, 2004:1)
Ramayulis (2008:362)
menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah
al-tadbir(pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur)
yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT. yang
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. (QS. As-Sajadah : 5)
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. (QS. As-Sajadah : 5)
Manajemen adalah
mengetahui kemana yang akan dituju, kesukaran atau kejelekan apa yang harus
dihindari, kekuatan apa yang harus dijalankan dan bagaimana mengemudikan kapal
anda serta anggota anda dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam
proses mengerjakannya.[1]
Manajemen merupakan
kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui
orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
B.
Konsep
Manajemen Kelas
Arikunto menjelaskan pengertian
kelas sebagai sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama. Dan yang dimaksud dengan kelas bukan hanya kelas
yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding tempat para siswa berkumpul bersama
untuk mempelajari segala yang disajikan oleh pengajar tetapi lebih dari itu
kelas merupakan suatu unit kecil siswa yang berinteraksi dengan guru dalam
proses belajar mengajar dengan beragam keunikan yang dimiliki.[2]
Kelas dari lingkungan belajar siswa
merupakan aspek dari lingkungan yang harus diorganisasikan dan dikelola secara
sistematis agar tercapai secara efektif dan efisien. Adapun perbedaan dari
manajemen yang efektif dengan manajemen yang efisien, berikut ini :
MANAJEMEN EFEKTIF
|
MANAJEMEN EFISIEN
|
|
|
1. Membuat yang benar
|
1. Mengerjakan dengan benar
|
2. Mengkreasikan alternatif-alternatif
|
2. Menyelesaikan masalah-masalah
|
3. Mengoptimalkan sumber-sember pendidikan
|
3. Mengamankan sumber-sumber pendidikan
|
4. Memperoleh hasil pendidikan
|
4. Mengikuti tugas-tugas pekerja
|
5. Meningkatkan keuntungan pendidikan
|
5. Merendahkan biaya dalam pendidikan
|
|
|
Bagan
di atas bermaksud agar para manajer mengusahakan ada kesejajaran antara efektif
dan efisien dalam manajemennya. Manajemen yang efektif saja sangat mungkin
merupakan suatu pemborosan. Sebaliknya manajemen yang efisien saja tidak akan
memenuhi tujuan lembaga Pendidikan Islam.
Adapun, karakteristik lingkungan
yang baik itu diantarannya adalah kelas memiliki sifat merangsang dan menantang
siswa untuk selalu belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai
tujuan belajar. Dari sini, tepat dapat dikatakan, bahwa pengelolaan kelas
secara dinamis merupakan penentu perwujudan proses belajar mengajar yang
efektif.
Manajemen
Kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa
manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar
mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mangarah pada penyiapan bahan
belajar, penyiapan sarana dan alat peragaa, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu
sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.[3]
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah proses atau upaya
yang dilakukan oleh seseorang guru secara sistematis untuk menciptakan dan
mewujudkan kondisi kelas yang dinamis dan kondusif dalam rangka menciptakan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pengelolaan
kelas dan strategi pembelajaran yang baik sangatlah penting, agar dapat
mengurangi rasa kebosenan, kemalasan, kekacauan dalam kelas, dan
gangguan-gangguan yang mengganggu dalam pembelajaran. Oleh sebab itu,
meningkatkan keterikatan atau kekreatifitasan dalam kelas sangatlah penting
untuk meningkatkan akademik dan kesempatan dalam belajar.
C.
Ruang
Lingkup Pengelolaan Kelas
Ruang
lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Pengelolaan
kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik.
2. Pengelolaan
kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non fisik.
Kedua
hal tersebut perlu dikelola dengan baik dan benar agar bisa tercipta suasana
yang kondusif sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.
Adapun pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini berkaitan dengan kelaksanaan
atau pengaturan kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi oleh dinding tempat
siswa berkumpul bersama mempelajari segala yang diberikan oleh pengajar, dengan
harapan proses belajar-mengajar bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
Manajemen
kelas yang baik memungkinkan guru mengembangkan apa-apa yang diinginkannya.
Dengan demikian, guru juga bisa membina hubungan yang baik dengan murid.
Pelaksanaan proses penddikan khusunya pendidikan islam yang dilaksanakan secara
demokratis, terbuka dan dialogis. Seperti yang telah diungkapkan oleh Ahmad
Warid Khan[4]
bahwa praktek-praktek pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip
kebebasan menuntut keterbukaan dan intensitas dialog dalam proses
belajar-mengajar. Hal ini, diperlukan karena dengan penciptaan suasana
dialogis, secara psikologis akan membuat anak didik merasakan bahwa dirinya
turut terlibat, ikut menciptakan dan bahkan merasa memiliki. Kemungkinan
besar akan berdampak positif dalam
perkembangan potensi-potensi dasar anak.
D.
Tujuan
Pengelolaan Kelas
Sebagai
pengelolaan kelas yang baik guru atau wali kelas dituntut untuk mengelola kelas
sebagai lingkungan belajar-mengajar siswa, juga sebagian dari lingkungan
sekolah digunakan yang perlu diorganisasikan. Karena tugas guru yang utama
adalah menciptakan suasana yang ada di
dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar dengan baik dan
bersungguh-sungguh. Oleh sebab itu, guru dan wali kelas dituntut memiliki
kemampuan yang inovatif dalam mengelola kelas.
Secara
umum yang menjadi tujuan pengelolaan kelas dalam pandangan Sudirman adalah
penyediaan fasilitas ada bermacam-macam, sperti; kegiatan belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana
sosial yang memberikan kepuasan, suasana yg disiplin, perkembangan intelektual,
emosional dan sikap apresiasi para siswa.[5]
Secara
khusus yang menjadi tujuan pengelolaan kelas dalam pandangan Usman adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja, serta membantu
siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Menurut
Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan manajemen kelas adalah:
1. Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok
belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
3. Menyediakan
dan mengatur fasilitas-fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa agar belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan
intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina
dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat-sifat individualnya.
Konsep
dasar yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah penempatan individu,
kelompok, sekolah dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas guru
sebagai mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan
yang kurang tepat lagi untuk saat ini. Sekarang aktivitas guru yang terpenting
adalah memanaj, mengorganisir dan mengkordinasikan segala aktivitas peserta
didik menuju tujuan pembelajaran. Mengelola kelas merupakan ketrampilan yang
harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan
bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas.
Adapun, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat
kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.
E.
Pendekatan
Pengelolaan Kelas
Dalam
rangka menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam proses pembelajaran,
seseorang guru harus memahami dan dapat memilih pendekatan yang tepat dalam
mengelola kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Adapun
beberapa uraian pendekatan pengelolaan kelas sebagai berikut;
1. Behaviour
Modification Approach
Dalam pendekatan perilaku ini dapat diartikan bahwa
mengabaikan perilaku siswa yang tidak diinginkan dan menunjukkan persetujuan
atas perilaku yang diinginkan adalah amat efektif dalam menumbuhkan perilaku
yang baik bagi para siswa di kelas, sedangkan menunjukkan persetujuan atas
perilaku siswa yang baik merupakan kunci pengelolaan kelas yang efektif.
2. Socio
Iklim Sosioemosional
Menurut Rogers William Glasser bahwa pengajar perlu
bersifat tulus terhadap siswanya, menerima dan menghargai siswa sebagai
manusia, serta memahami siswa dari sudut siswa itu sendiri (Ephatic
Understanding). Sedangkan, Glasser lebih menekankan pada pentingnya pengajar membina
rasa tanggung jawab dan harga diri siswa. Adapun Rudolf Dreikurs menekankan
pentingnya proses suasana dalam kelas yang demokratis (Democratic Classrom
Processes).
3. Group
Processes Approach
Menurut R.A. Schmuck dan P.A. Schmuk bahwa terdapat
enam unsur yang berkaitan dengan pengelolaan kelas. Enam unsur-unsur kelas yang
dimaksud adalah harapan, kepemimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi, dan
keeratan hubungan.[6]
Johnson dan Bany mengemukakan dua jenis pengelolaan kelas yang penting adalah ;
1. Kemudahan
(facilitation)
2. Pemeliharaan
(maienance)
Guru
sebagai pengelola kelas dalam proses pembelajaran dituntut agar bisa
melaksanakan kedua unsur pengelolaan kelas tersebut secara efektif dan efisien.
Dari
ketiga pendekatan diatas perlu dipahami dan dikuasai oleh para guru dalam
rangka mengadakan pengelolaan kelas secara baik. Pendekatan-pendekatan tersebut
dalam realisasinya perlu digabungkan dalam pelaksanaannya dengan
mempertimbangkan kondisi kelas, karakteristik siswa, dan materi pembelajaran
yang akan diajarkan. Agar manajemen dalam kelas ini dapat berjalan dengan baik
secara efektif dan efisien.
IV.
KESIMPULAN
Manajemen Pendidikan didalam kelas sangatlah
penting agar menjadi suatu kegiatan atau rangkaian yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam sebuah
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Di
dalam Manajemen Kelas ini kita harus dapat membuat suasana didalam kelas
senyaman mungkin, agar proses belajar-mengajar didalam kelas tidak membosankan,
menjenuhkan, dan terganggu dalam hal-hal yang tidak diinginkan.
Manajemen
kelas mempunyai konsep yang efektif dan efisien agar para pengajar dapat
memberikan pembelajaran yang baik dan benar, dapat mengerti apa yang siswa
inginkan dalam konsep belajar-mengajar agar dapat menerima materi dari pengajar
dengan baik.Ruang Lingkup dalam manajemen kelas
juga ada yang bersifat fisik dan bersifat non fisik, sifat tersebut dikelola
dengan baik dan benar agar bisa tercipta suasana yang kondusif sehingga dapat
tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Bertujuan agar menjadikan
pembelajaran didalam kelas yang efektif dan efisien untuk menciptakan suasana
yang ada di dalam kelas terjadi
interaksi belajar mengajar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Dan
pendekatan pengelolaan yang baik dapat
dilihat dari perilakunya, cara bersosialisasi siswa dan kelompok siswa dalam
berinteraksi untuk membangun pembelajaran yang baik.
[1] Sayyid Mahmud Al-hawariy, Al-Idarah Al-Ushus Waususul Ilmiah,
(Kairo: cetakan ketiga,tt), 569
[2] Arikunto dalam Ali Rahmad, Meniti Jalan Pendidikan Islam, (Tulang-agung: Pustaka Pelajar,2003),
279
[3] Dirjen PUOD dan Dirjen
Dikdasmen, (Jakarta: 1996)
[4] Ajmad Warid Khan, Membebaskan Pendidikan Islam,
(Yogyakarta:Istawa,2002), 200
[5]
Lihat Rahmad, Meniti Jalan Pendidikan Islam, 284
[6] Diknas, Pendekatan Kontekstual (Contekstual Teaching, Learning) CTL,
(Kalara: Dikdasmen,tt), 76
No comments:
Post a Comment