KHULAFAUR RASYIDIN
Disusun guna memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam
Disusun Oleh;
ISMI NUR LAILIL M. (1403036075)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
I. PENDAHULUAN
Khulafaur Rasyidin merupakan penerus serta pemegang
kepemimpinan Islam setelah Rasulullah saw. wafat. Khulafaur Rasyidin mengandung
makna orang-orang yang terpilih serta mendapatkan petunjuk untuk menggantikan
Nabi Muhammad saw. sebagai pejuang penyiar ajaran agama Islam setelah beliau
wafat. Namun, Khulafaur Rasyidin bukan sebagai nabi ataupun rasul.
Khalifah
yang menggantikan tugas sebagai kepala pemerintahan tersebut adalah Abu Bakar
As-Shiddiq r.a, Umar bin Khattab r.a, Utsman bin Affan r.a, dan Ali bin Abi
Thalib r.a. Keempat khalifah tersebut dikenal dengan sebutan Khulafaur
Rasyidin. Proses pergantian kepemimpinan dari Rasulullah saw, kepada keempat
khalifah tersebut melalui proses musyawarah yang baik antara kaum Muslimin dan
kaum Anshor.
Perjalanan
kepemimpinan Khulafaur Rasyidin menemui banyak kendala. Namun, kendala-kendala
tersebut dapat diatasi dengan kerja sama yang baik antara kaum muslimin. Di
antara keempat khalifah tersebut, hanya Abu Bakar yang meninggal karena sakit,
ketiga khalifah lainnya tewah dibunuh di medan perang.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa Pengertian Khulafaur Rasyidin...?
B.
Bagaimana Kepemimpinan Khulafaur
Rasyidin...?
C.
Apa ‘Ibrah dari Kepemimpinan Khulafaur
Rasyidin...?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Khulafaur Rasyidin
Khulafaur
Rasyidin berasal dari kata khulafā’ dari Khalifah yang mempunyai
makna pemimpin. Sedangkan ar-rāsyidīn
mengandung makna mendapatkan petunjuk. Dari peengertian di atas, Khulafaur
Rasyidin memiliki arti para pemimpin yang mendapatkan petunjuk.
Khalifah Ar-Rasyidin
adalah empat orang khalifah
(pemimpin) pertama agama Islam,
yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad
wafat. Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat Muhammad
yang tercatat paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang
dibawanya di saat masa kerasulan Muhammad. Keempat khalifah tersebut dipilih
bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan keputusan bersama umat
Islam.
B.
Kepemimpinan
Khulafaur Rasyidin
1. Abu
Bakar As-Siddiq r.a
a. Mengenal
Abu Bakar As-Siddiq r.a
Nama
aslinya adalah Abdullah bin Abi Quhafah AT-Tamimi. Lahir pada 572 M di Mekah.
Pada masa jahilliah, Abu Bakar bernama Abdul Kakbah. Setelah masuk Islam Nabi
Muhammad saw mengganti namanya menjadi Abdullah Abu Bakar. Namun orang-orang sering
memanggilnya Abu Bakar. nama ini diberikan karena beliau adalah sahabat yang
paling awal memeluk Islam. Sementara Nabi memeberikan gelar As-Siddiq,
dikarenakan dia adalah orang yang membenarkan kisah Isra’ Mi’raj Nabi saw,
ketika banyak penduduk Mekah mengingkarinya.
b. Terpilihnya
Abu Bakar As-Siddiq r.a
Setelah
Rasulullah saw wafat, kaum muslimin dihadapkan suatu problem yang berat, karena
sebelum wafat Nabi saw tidak meninggalkan pesan apapun secara langsung siapa
yang akan menggantikannya sebagai pemimpin umat. bahkan, pengurusan jenazah
Nabi Muhammad saw sempat tertunda. Ditengah kekosongan pemimpin tersebut para
sahabat berkumpul di tempat Saqifah Bani Sa’idah yang dipimpin oleh sahabat
Nabi yaitu Saad bin Ubaidillah, tokoh termuka dari suku Khazraj.
Pada
waktu itu, Saad bin Ubadah mengajukan bahwa yang dapat menggantikan Nabi saw,
sebagai pemimpin umat yaitu kaum ansor, alasannya karena kaum Ansorlah yang
banyak menolong Nabi saw, dan kaum Muhajirin dari kejaran dan penindasan
orang-orang kafir Quraisy tentu setuju. Namun, kaum muhajirin yang diwakili Abu
Bakar memeberikan usulan dengan tegas bahwa yang menggantikan kepemimpinan
Rasulullah saw dari kaum Muhajirin,
alasanya Abu Bakar adalah kaum muhajirin yang pertama kali memeluk agama Islam
di Mekah dan berjuang selama 13 tahun mempertahankan Islam dari gangguan dan
penindasan kaum Quraisy dari Mekah.
Abu Bakar
mengusulkan agar mereka memilih salah
satu di antara dua orang kaum Muhajirin
yang dekat dengan Nabi, yaitu Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah.
Namun sebelum kaum Ansar merespon usulan Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah justru
menolaknya. Kedunya justru balik menunjuk dan memilih Abu Bakar. Secara cepat dan tegas Umar
mengayunkan tangannya ke tangan Abu Bakar dan mengangkat Abu Bakar dan
membaiatnya. Lalu apa yang dilakukan Umar ini segera diikuti oleh Abu Ubaidah
dan diikuti kaum Ansar lainnya.
Baiat Abu Bakar secara umum dilakukan
untuk umat Muslim di Madinah dan isi dalam pembaiatannya tersebut; “saudara-saudara,
saya sudah dipilih untuk memimpin kalian sementara saya bukanlah orang terbaik
di antara kalian. Jika saya berlaku benar bantulah saya, kebenaran adalah suatu
kepercayaan dan dusta merupakan pengkhianatan. Taatilah saya selama saya taat
kepada Allah SWT, dan Rasul-Nya. Tetapi bila saya melanggar perintah Allah SWT,
dan Rasul-Nya maka gugurlah ketaatanmu kepada saya”
c. Kebijakan
dan Strategi Abu Bakar r.a
1)
Memerangi Kaum Murtad
Di awal masa pemerintahan Abu Bakar As-Siddiq, banyak muncul berbagai macam permasalahan yang dapat mengganggu
stabilitas pemerintahan Islam. Namun dalam praktiknya, Abu Bakar As-Siddiq selalu berpesan untuk tetap mengadakan pendekatan kepada masyarakat dengan cara damai,
sehingga tidak terjadi perlawanan yang lebih besar. Tidak semua kaum murtad
menolak pendekatan secara damai dari umat Islam. Tetapi, tidak sedikit pula
yang terang-terangan menolak justru mereka mengajak perang.
Dalam usahanya memerangi kaum
murtad, kaum muslimin terlibat dalam sebuah peperangan, yaitu perang Yamamah.
Perang tersebut dapat dimenangkan kaum Muslimin, sehingga umat Islam berhasil
memperoleh kembali kesatuan dari seluruh Jazirah Arab. Serangkaian perang yang
dilakukan kaum muslimin dalam memerangi kaum murtas disebut Perang Riddah.
2)
Memberantas Nabi Palsu
Sebagian kaum murtad ada yang
menerima ajakan damai dan kembali tunduk kepada hukum Islam. Namun muncul pula
orsng-orang yang mengakui dirinya sebagai Nabi. Mereka adalah nabi-nabi palsu
yang berusaha menghancurkan Islam. nabi-nabi
palsu tersebut antara lain; Aswad al-Ansi, Tulaihah bin
Khuwailid al-Asadi, Malik bin Nuwairah dan Musailamah al-Kazzab.
3)
Kodifikasi Al-Qur’an
Pada masa
Khalifah Abu Bakar As-Siddiq telah dimulai usaha untuk mengumpulkan mushaf
Al-Qur’an. Pada awalnya,
ayat-ayat Al-Qur’an masih dituliskan pada benda-benda yang berserakan seperti
kulit, kayu, dan pelepah daun kurma. Atas nasehat Umar bin Khattab kepada Abu
Bakar as-Siddiq mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut untuk dijadikan satu
dalam bentuk sebuah kitab. Zaid bin Sabit sebagai pemimpin pengumpulan
ayat-ayat Al-Qur’an yang masih berserakan tersebut. Hasil dari pengumpulan
ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah selesai menjadi mushaf, kemudian disimpan oleh
Khalifah Abu Bakar as-Siddiq. Setelah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq meninggal,
mushaf tersebut disimpan oleh putri dari Umar bin Khattab dan juga salah satu
istri Nabi Muhammad saw.
4)
Perluasan Dakwah Islam
Khalifah Abu Bakar As-Siddiq mulai mendakwahkan ajaran Islam dalam melakukan
perluasan wilayah penyebaran ajaran agama Islam yang lebih luas lagi, tiga hal
yang menjadi pegangan utama para ulama saat memasuki wilayah baru diantaranya:
1)
Dianjurkan masuk Islam, maka jiwa serta hartanya
akan mendapat perlindungan.
2)
Boleh tidak memeluk ajaran agama Islam, tetapi
harus membayar jizyah maka jiwa dan hartanya akan dilindungi.
3) Jika
melakukan perlawanan terhadap umat Islam maka akan diperangi.
Wilayah-wilayah yang menjadi
wilayah kekuasaan Kerajaan Persia dan Kerajaan Bizantium menjadi daerah-daerah
yang menjadi sasaran penyebaran ajaran agama Islam. Atas dasar itu, Khalifah
Abu Bakar as-Siddiq mempunyai keinginan untuk menguasai wilayah tersebut,
dengan cara memerintahkan dua panglimanya yang bernama Khalid bin Walid dan
Musanna bin Harisah. Pada waktu berlangsungnya perang melawan tentara
Romawi Timur datang berita tentang wafatnya Abu Bakar (13 H / 634 M).
Selanjutnya yang menggantikan kedudukan Abu Bakar untuk memimpin umat Islam
adalah Umar bin Khattab.
2. Umar
bin Khattab r.a
a. Mengenal
Umar bin Khattab r.a
Umar
bin Khattab adalah putra dari Nufail al-Quraisy dari suku Bani Adi, salah satu
kabilah Suku Quraisy. Tidak ada yang tahu pasti kapan Umar bin Khattab
dilahirkan. Ia dibesarkan layaknya anak-anak lainnya. Pada masa jahilliyah,
Umar akrab dengan minuman keras dan perempuan. Selain itu, Umar sangat gigih
dalam membela agama nenek moyangnya.
b. Terpilihnya
Umar bin Khattab r.a
Pada
tahun 634 M, ketika rombongan kaum Muslimin sedang berdakwah menuju Syam, Abu
Bakar jatuh sakit. Pada saat Abu Bakar merasa dekat dengan ajalnya, ia menunjuk
Umar bin Khattab untuk menggantikannya dan disetujui oleh sahabat-sahabat dari
Muhajirin dan Ansar. Pada tahun 634 M, kaum muslimin membaiat Umar bin Khattab
sebagai Khalifah.
c. Kebijakan
dan Strategi Umar bin Khattab r.a
1) Pengembangan
Wilayah Dakwah Islam
Ketika pemerintahan Umar bin Khattab, umat Islam
melaksanakan perluasan wilayah kekuasaan Islam secara besar-besaran. Perluasan
secara besar-besaran ini lebih dikenal dalam sejarah Islam dengan sebutan Futuhal
al-Islamiyah. Wilayah Islam pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin
Khattab semakin banyak dan luas, serta wilayah-wilayah di Eropa timur. Karena
wilayah kekuasaan Islam semakin luas, maka untuk memudahkan pengawasan jalannya
pemerintahan, Khalifah Umar bin Khattab membagi wilayah kekuasaan Islam menjadi
beberapa wilayah provinsi dengan dipimpin seorang Gubernur.
2) Menata
Administrasi dan Keuangan Pemerintahan
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, dibentuklah suatu lembaga
yang diberi nama “Baitul Mal” serta “Dewan Perang”. Baitul Mal mengelola
masalah yang berkenaan dengan keuangan negara, mengelola keluar masuknya
keuangan mulai dari provinsi-provinsi sampai tingkat pusat, dengan pengawasan
yang sangat ketat dan hati-hati. Sedangkan, Dewan Perang mengurusi masalah
pencatatan administrasi militer.
Keuangan yang ada di Baitul Mal dapat digunakan untuk memberikan pembayaran
gaji kepada para pegawai pemerintahan serta gaji untuk tentara, yang
pembayarannya harus disesuaikan dengan pangkat dan kedudukannya. Keuangan yang
ada di Baitul Mal tidak hanya untuk membayar gaji para pegawai, tetapi juga
untuk memberikan santunan kepada rakyat miskin.
3) Mengeluarkan
Undang-undang
Di
antara jasa dan peninggalan Umar bin Khattab adalah menertibkan pemerintahan
dengan mengeluarkan undang-undang. Beliau mengeluarkan kebijakan-kebijakan peraturan
perundangan mengenai ketertiban pasar, ukuran dalam jual-beli, mengatur
kebersihan jalan, dan lain-lain.
4) Membagi
Wilayah Pemerintahan
Pada
masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dilakukan pembagian wilayah pemerintahan,
yaitu pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Khalifah bertindak sebagai
pemimpin pemerintah pusat, sedangkan di daerah dipegang oleh para gubernur yang
membantu tugas pemerintahan.
5) Membentuk
Dewan
Khalifah
Umar bin Khattab juga membentuk beberapa dewan, di antaranya dewan
perbendaharaan negara dan dewan militer. Khalifah juga membentuk utusan
kehakiman, dimana hakim yang terkenal pada waktu itu adalah Ali bin Abi Tholib
dan Minadz bin Jabal.
6) Penetapan
Kalender Hijriyah
Khalifah Umar bin Khattab mempunyai pendapat sendiri
untuk penetapan dimulainya kalender Islam, yaitu saat Nabi Nabi Muhammad saw.
melakukan hijrah, sebab dari hijrah itulah umat Islam mengawali kemenangannya
(sebagai titik balik kemenangan umat Islam).
3. Utsman
bin Affan r.a
a. Mengenal
Utsman bin Affan r.a
Utsman bin Affan adalah seorang saudagar yang berhasil
sehingga beliau banyak mempunyai harta yang berasal dari Mekah. Hartanya banyak
yang digunakan untuk mendukung dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad saw. dalam
menyiarkan ajaran agama Islam. Umat Islam memberikan julukan kepada Khalifah
Usman bin Affan dengan sebutan Zun Nurain yang memiliki maksud memeiliki
dua cahaya.
Julukan tersebut diberikan kepada Usman bin Affan
setelah beliau menikahi putri kedua dan ketiga Rasulullah saw. yaitu Ruqayah
dan Ummu Kulsum. Usman bin Affan menjadi Khalifah menggantikan Umar bin
Khattab, yaitu pada tahun 23 H. Usman bin Affan terpilih menjadi Khalifah atas
pembicaraan enam anggota dewan yang dibentuk oleh Umar bin Khattab. Usman bin
Affan ketika dipilih sebagai Khalifah berusia 70 tahun. Beliau memimpin umat
Islam selama 12 tahun.
b. Terpilihnya
Utsman bin Affan r.a
Khalifah
Umar bin Khattab meninggal dunia karena ditikan oleh Abu Lu’lu’ saat menjadi
imam shalat subuh. Sebelum wafat Khalifah Umar membentuk dewan yang beranggotakan
enam orang sahabat yang dianggap saat itu paling tinggi tingkatannya. Khalifah
Umar mengadakan musyawarah di rumah Abdurrahman bin Auf, akhirnya mayoritas
suara memilih Utsman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab.
Utsman bin Affan dibaiat menjadi khalifah pada hari ketiga setelah wafatnya
Khalifah Umar bin Khattab.
c. Kebijakan
dan Strategi Utsman bin Affan r.a
1) Pembukuan Mushaf Al-Qur’an
Usman bin Affan membentuk sebuah panitia yang akan menyusun Al-Qur’an.
Kepanitiaan yang akan menyusun Al-Qur’an tersebut dipimpin oleh Zaid bin Sabit,
serta beranggotakan Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris. Tugas dari
panitia tersebut adalah menyalin kembali ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah
kitab yang dinamakan “mushaf”. Atas kebijakan dari panitia, mushaf diperbanyak
menjadi lima mushaf. Satu mushaf berada di kota Madinah, sedangkan yang empat
lainnya dikirim ke berbagai wilayah-wilayah lain, yaitu ke Mekah, Suriah, Basra
dan Kufah.mushaf yang tetap tinggal di Madinah dinamakan “Mushaf al-Imam” atau
Mushaf Usmani.
2)
Renovasi Masjid
Nabawi
Masjid Nabawi yang merupakan masjid pertama yang didirikan oleh Rasulullah
saw. mulai di renovasi pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Pada masa
pemerintahan Usman bin Affan dilakukan perluasan masjid. Selain diperbaiki
secara fisik atau bangunannya, masjid tersebut juga direnovasi masalah bentuk
serta corak dari masjid tersebut sehingga kelihatan lebih bagus dan indah.
3)
Pembentukan
Angkatan Laut
Pada waktu pemerintahan Usman bin Affan, kekuasaan Islam sudah sangat luas
hingga ke Afrika, Siprus, sampai Konstantinopel. Agar wilayah-wilayah tersebut
tetap dalam penjagaan serta pengawasan tentara Islam, maka Muawiyah bin Abu
Sufyan sebagai Gubernur Suriah mengajukan usulan untuk membentuk angkatan laut.
Oleh Khalifah Usman bin Affan tersebut mendapat respons positif. Islam datang
ke Indonesia juga melalui jalur laut.
4)
Perluasan Dakwah Islam
Perluasan wilayah kekuasaan Islam yang dilakukan umat Islam pada masa
pemerintahan Usman bin Affan sudah sangat luas, perluasan wilayah telah sampai
ke wilayah Azerbaijan yang dipimpin oleh Said bin As dan Huzaifah bin Yaman.
Sedangkan wilayah lain yang berhasil dikuasai oleh pasukan umat Islam adalah
wilayah Armenia yang dipimpin oleh Salam bin Rabi’ah al-Bahiy.
4. Ali
bin Abi Tholib r.a
a. Mengenal
Ali bin Abi Tholib r.a
Ali
bin Abi Tholib lahir pada hari Jum’at tanggal 13 Rajab di kota Mekah sekitar
tahun 600 M. Ia lahir dari pasangan Abu Thalib bin Abdul Muthalib dan Fatimah
binti Asad. Ketika lahir ibunya memberi nama Hidar yang artinya singa. Namun,
ayahnya lebih suka memberi nama Ali yang artinya tinggi dan luhur. Abu Thalib
adalah kakak Abdullah, ayah Nabi Muhammad saw. Jadi Ali dan Nabi Muhammad saw,
adalah saudara sepupu.
b. Terpilihnya
Ali bin Abi Tholib r.a
Pada
akhir masa kepemimpinan Khalifah Utsman, terjadi fitnah besar di kalangan kaum
Muslimin. Fitnah tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang dipimpin
Abdullah bin Saba’. Fitnah tersebut berhasil menghasut beberapa pihak untuk
memberontak dan mengatur pelengseran Khalifah Utsman bin Affan. Suatu ketika
para pemberontak berhasil menyerbu rumah Khalifah Utsman bin Affan dan
membunuhnya.
Setelah
Khalifah Utsman meninggal, kaum muslimin meminta Ali bin Abi Tholib untuk
menjadi khalifah. Akan tetapi, ada beberapa tokoh yang menolak usulan tersebut,
diantarannya Muawiyyah bin Abi Sufyan. Akhirnya, Ali bin Abi Tholib tetap
diangkat menjadi khalifah meskipun ada berberapa kalangan yang tidak bersedia
mengakuinya.
c. Kebijakan
dan Strategi Ali bin Abi Tholib r.a
1) Mengganti pejabat pemerintahan yang kurang cakap
Khalifah Ali bin Abi Talib banyak mengganti para pejabat yang kurang cakap
dalam bekerja. Ali bin Abi Talib menginginkan bentuk sebuah pemerintahan yang
efektif serta efisien.
2)
Membenahi
keuangan negara (Baitul Mal)
Para pejabat yang digantikan oleh Khalifah Ali bin Abi Talib ternyata
banyak mendapatkan harta kekayaannya dengan cara yang tidak benar menurut
agama. Oleh Khalifah Ali bin Abi Talib, harta-harta yang diperoleh para pejabat
pemerintahan yang digantikannya tersebut disita, kemudian diserahkan kepada
Baitul Mal untuk dikelola dengan sebaik-baiknya.
3)
Memajukan
ilmu bahasa
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, mulai dikembangkan ilmu nahwu,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang tata bahasa Arab. Dengan pembelajaran ilmu
nahwu tentunya banyak manfaatnya, diantaranya orang-orang non-Arab dapat
mempelajari Al-Qur’an dan hadis dengan baik dan benar, karena kedua sumber
hukum Islam tersebut menggunakan bahasa Arab.
4)
Memajukan
pembangunan
Fokus pembangunan yang pertama kali dilakukan oleh Khalifah Ali bin Abi
Talib adalah membangun Kota Kufah. Banyak ahli sejarah yang mengatakan bahwa
kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah kepemimpinan yang paling mendekati tipe
kepemimpinan Rasulullah saw. dalam memimpin umat Islam dan pemerintahan Islam.
C.
‘Ibrah
Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Dari perjalanan kepemimpinan
yang dijalankan oleh Khulafaur Rasyidin, kita sebagai umat Islam dapat
mengambil beberapa pelajaran atau ibrah yang sangat berharga untuk kehidupan umat
Islam. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq merupakan sosok pemimpin yang tegas serta
teguh dalam menjalankan kebenaran. Kita dapat pula mencontoh terhadap Khalifah
Umar bin Khattab sebagai peletak dasar-dasar demokrasi dalam Islam.
Usman bin Affan dalam memimpin
umat Islam selalu menyelesaikan permasalahn dengan mengutamakan pendekatan secara persuasif. Khalifah yang
terakhir, Ali bin Abi Talib, dalam kepemimpinannya selalu bersikap tegas,
disiplin, serta memiliki watak yang agak keras ketika harus membela sebuah
kebenaran. Dari Khulafaur Rasyidin dengan berbagai prestasi-prestasinya, kita
dapat mengambil suatu hikmah atau ibrah yang dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk kepentingan masa sekarang dan juga untuk masa yang
akan datang, antara lain:
1. Umat Islam
hendaknya selalu menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai figur panutan dalam
segala urusan kehidupan.
2. Umat Islam
hendaknya dapat menjaga persatuan dan kesatuan.
3. Umat Islam
diharapkan selalu memiliki semangat kerja dan etos kerja yang tinggi,
sebagaimana yang ditunjukkan oleh Khulafaur Rasyidin dalam mengemban amanat
untuk menyiarkan ajaran agama Islam.
IV.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Khulafaur Rasyidin berasal
dari kata khulafā’ dari Khalifah yang mempunyai makna pemimpin.
Sedangkan ar-rāsyidīn mengandung makna mendapatkan petunjuk. Dari
peengertian di atas, Khulafaur Rasyidin memiliki arti para pemimpin yang
mendapatkan petunjuk.
Kepemimpinan keempat Khalifah
dalam Khulafaur Rasyidin berbeda satu sama lain. Abu Bakar as-Siddiq lebih
mengedepankan kelembutan dan ketegasan, walaupun suasana pemerintahan sedang
kacau. Sikap yang seperti ini diperlukan ketika mendapatkan permasalahan dalam
jalannya pemerintahan.
Umar bin Khattab selalu
bersikap tegas, cerdas, serta harus mementingkan kepentingan rakyatnya. Untuk
membangun dasar-dasar negara yang kuat serta memiliki corak masyarakat uang
Islami, dibutuhkan seorang pemimpin yang cerdasdalam menjalankan
pemerintahannya.
Usman bin Affan seorang
pemimpin Islam yang memiliki sifat saleh, penyantun, serta selalu sabar dalam
menghadapi persoalan. Sifat serta karakteristik seperti Usman bin Affan sangat
diperlukan dalam membangun masyarakat yang santun serta saleh sehingga negara
dapat memakmurkan rakyatnya.
Pada masa kepemimpinan Ali bin
Abi Talib mengalami kondisi negara yang kacau. Pada kondisi ini, dibutuhkan
pemimpin yang memiliki sikap tegas persoalan serta selalu mengutamakan
kebenaran. Karakter yang seperti itu ada pada diri Khalifah Ali bin Abi Talib,
beliau tegas dalam membela kebenaran seperti apa yang dilakukan Khalifah Umar
bin Khattab.
B. KATA
PENUTUP
Demikian makalah ini saya buat, semoga
dapat memberikan manfaat kepada kita semua, dan dapat memberikan suatu
pemahaman kepada pemakalah secara khususnya. Sekian dari saya apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam
penulisan makalah ini atau dalam pemahamannya, dimohon kritik dan saran yang
membangun sangat saya butuhkan. Dari saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan
atas perhatian pembaca saya ucapkan terima kasih.
No comments:
Post a Comment