DINAMIKA STUDI ISLAM DI DUNIA
MAKALAH
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Pengantar Studi Islam
Dosen
Pengampu : Fichris Sa’adah S.Ag, M.Ag
Di
Susun Oleh :
Ø Ismi
Nur Lailil M. (1403036075)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014/2015
I.
PENDAHULUAN
Studi Islam sesungguhnya merupakan
bidang kajian yang cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya agama Islam.
Studi Islam dalam pengertian ini adalah studi Islam secara praktek. Tetapi
studi Islam sebagai sebuah ilmu yang tersusun secara sistematis, ilmiah dan
dibangun sebagai sebuah ilmu yang mandiri baru muncul dalam beberapa dekade
belakangan.
Islam merupakan agama Allah yang
diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW.
Dengan Al-qur’an sebagai pedomannya untuk mengarahkan kepada seluruh umat
manusia ke jalan yang sebenarnya yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Dalam Dinamika Islam di Dunia,
sebelumnya ajaran Islam masuk di Indonessia (dulu Hindia Belanda),
masyarakatnya menganut kepercayaan Animisme, Dinamisme, Hindu dan Budha. Agama
Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui Selat Malaka dan Sumatera,
selanjutnya menyebar ke pulau-pulau lainnya di Nusantara melalui dakwah
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Apakah
yang dimaksud Dinamika Studi Islam.....?
B. Bagaimana
Dinamika Studi Islam di Barat.....?
C. Bagaimana
Dinamika Studi Islam di Timur.....?
D. Bagaimana
Dinamika Studi Islam di Indonesia.....?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Dinamika Studi Islam
Dinamika
ajaran Islam ini dapat dipahami dari ungkapan Sir Muhammad Iqbal, berpendapat
bahwa: “The Prophet of Islam seems to stand between the ancient and the modern
world. In so far as the source of his revelation is concerned he belongs to the
ancient world, in so far as the spirit of his revelation is concerned he
belongs to the world”[1]
Studi
Islam sebagai sebuah praktek sesungguhnya sudah berlangsung semenjak awal
pertumbuhan Islam, yakni pada masa hidup Nabi Muhammad SAW. Apa yang dilakukan
oleh Nabi bersama para Sahabatnya dari waktu ke waktu merupakan bentuk studi
Islam yang sesungguhnya. Mereka melakukan dan mempraktekkan studi Islam dalam
makna yang sesungguhnya. Namun demikian, apa yang tengah berlangsung pada masa
Nabi tersebut belum bisa disebut studi Islam sebagai sebuah disiplin keilmuan
yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Titik tekan mereka memang
lebih pada mengenal, memahami, dan meneladani ajaran Islam dari perilaku Nabi
Muhammad SAW.
B.
Dinamika
Studi Islam di Barat
Studi
Islam di Barat pada bagian ini secara sederhana dikelompokkan menjadi dua
bagian :
1. Membahas
tentang sejarah dan dinamika perkembangan studi islam di negeri Barat yang
dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia beserta beberapa tokoh yang memiliki
peran penting.
2. Kondisi
studi Islam di beberapa universitas di negeri Barat.
Ditinjau
dari perspektif sejarah, studi yang dilakukan oleh orang Indonesia di Barat sudah
berlangsung cukup lama. Namun demikian, fokus studi yang dilakukan belum
menyentuh secara langsung dalam bidang kajian Islam. Dalam catatan Harry
A.Poeze, mahasiswa Indonesia pertama yang melakukan studi di Barat, yaitu di
Leiden Belanda, adalah Raden Mas Ismangoen Danoewinoto. Namanya tercatat
sebagai mahasiswa pada badan yang berafiliasi dengan universitas
Rijksinstelling tot opleiding van Indische bertuursambtennaren pada tanggal 26
September 1871.[2]
Studi
di Barat yang dilakukan pada masa itu lebih dilatar belakangi oleh kepentingan
politis pemerintahan kolonial Belanda. Munculnya kebijakan politis ini tidak
bisa dilepaskan dari pemikiran Snouck Hurgronje yang mengusulkan agar
masyarakat Indonesia yang secara keseluruhan berakar kuat pada adat istiadat,
akan mengikuti jalan yang ditempuh oleh para pemimpin tradisional mereka, yakni
kelompok aristrokat dan bangsawan. Kelompok inilah yang memperoleh fasilitas
kemudahan menempuh studi di Barat, khususnya Belanda.[3]
Dengan studi di negara Belanda, mereka diharapkan akan menjadi pengikut setia
Belanda, dan mengembangkan rasa kesetiaannya ini kepada masyarakat patronnya.
Sebab, kemajuan pendidikan yang mereka peroleh merupakan bentuk kebaikan yang
diberikan oleh pemerintah Belanda, sehingga mereka tidak akan mengkhianti
pemerintahan yang telah membiayai, lalu mengangkatnya sebagai pegawai
pemerintahan.
Seiring
dengan perkembangnya zaman, studi ke negara Barat terus berkembang. Studi yang
dilakukan oleh orang Indonesia mengambil konsentrasi bidang ekonomi, politik,
pemerintahan dan belum ada yang mengambil fokus khusus studi Islam.[4]
Fokus studi Islam baru mulai dilakukan setelah Indonesia merdeka, dan orang
Indonesia yang pertama kali melakukan studi Islam di Barat adalah Muhammad
Rasjidi.
Selain
orang-orang Indonesia yang melakukan studi Islam di berbagai universitas di
Barat, aspek penting yang perlu memperoleh perhatian adalah deskripsi studi
Islam di negara-negara Barat. Di negara-negara Barat, studi Islaam berkembang dengan
bervariasi.
Dengan
demikian, sesungguhnya kajian Islam yang dilakukan di Barat sudah berlangsung
cukup lama. Jika mencermati pada dinamika dan perkembangan yang terjadi, studi
Islam di Barat semenjak abad ke-19 hingga sekarang ditandai oleh paling tidak
tiga model pendekatan. Pertama, studi Islam dengan
pendekatan filologis. Kedua, studi Islam dengan pendekatan
ilmiah. Ketiga, studi Islam
dengan pendekatan fenomenologi-interpretatif.
Adapun
aspek yang dikritik adalah; pertama, kajian-kajian tentang Islam yang dilakukan
di Barat cenderung bersifat esensialis. Kedua, kajian-kajian tentang Islam di
Barat di motivasi oleh kepentingan-kepentingan politis. Ketiga, kajian-kajian
tentang Islam di Barat merupakan upaya untuk melestarikan kebenaran-kebenaran.[5]
Studi
Islam di Barat memang sarat dengan dinamika. Ada nilai lebih, dan juga
kekurangannya. Sebagaimana studi dalam bidang apapun dan dimanapun juga, tidak
ada yang sempurna. Semuannya tetap membuka peluang untuk terus menerus
diperbaiki dari waktu ke waktu. Namun demikian, harus diakui bahwa studi Islam
di Indonesia, khususnya di PTAI, banyak dipengaruhi oleh model dan paradigma
yang dikembangkan oleh para alumni Barat.
C.
Dinamika Studi Islam di Timur
Hampir
sama dengan yang terjadi di Barat, studi Islam di negeri-negeri Timur Tengah
juga bervariasi. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan.
Ini merupakan hal yang wajar karena karakteristik studi Islam dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantarannya faktor kebijakan politik, dinamika sosial budaya,
latar belakang pemegang kebijakan pendidikan, perkembangan ekonomi, dan
berbagai faktor lainnya.
Di
Universitas Teheran Iran, misalnya ada ruangan khusus yang menyimpan
naskah-naskah kuno, yang ditulis oleh para pemikir klasik dan ditulis dalam bahasa
Persia.
Di
Universitas Damaskus Syria, yang memiliki banyak fakultas umum, studi Islam
ditampung dalam Kulliatu al-Syari’ah.
Di
Aligarch University India, studi Islam dibagi dua. Pertama, Islam sebagai
dokrin dikaji dalam fakultas Ushuluddin yang mempunyai dua jurusan, yaitu ;
jurusan Madzhab Ahli Sunnah dan Syi’ah. Kedua, Islam sebagai sejarah dikaji
pada fakultas Humaniora dalam jurusan Islamic Studies.
Di
Universitas Islam Internasional Malaysia, program studi Islam berada di bawah
Kulliyah of Revealed Knowledge and Human Sciene (Fakultas Ilmu Kewahyuan dan
Ilmu Kemanusiaan).
Di
Universitas al-Azhar Mesir, yang menjadi imam bagi IAIN dari segi metodologi
menedekati Islam, paling kurang pada awal-awalnya studi Islam telah berubah
bentuk pengorganisasiannya. Al-Azhar sampai tahun 1961 memiliki
fakultas-fakutas seperti yang dimiliki IAIN. Setelah tahun 1961, al-Azhar tidak
tidak lagi membatasi diri pada fakultas-fakultas agama, tetapi juga membuka
fakultas-fakultas lain ada di Kairo dan didaerah-daerah yang mempunyai program
khusus untuk wanita dan laki-laki.
Di
daerah-daerah, seperti di al-Suyut ada fakultas Ushuluddin, Dakwah, Syari’ah wa
al-Huquq, Bahasa Arab, Kedokteran, dan Farmasi. Di Zarkasyi ada Fakultas
Ushuluddin, Dakwah, dan Bahasa Arab. Di Tanta ada Fakultas Ushuluddin, Dakwah,
dan Syari’ah wa al-Huquq. Di al-Mansyurah ada Fakultas Ushuluddin, Dakwah,
Bahasa Arab dan sebagainya.[6]
Dapat
kita simpulkan bahwa studi Islam di Timur Tengah, sebagaimana studi Islam di
Barat dan berbagai negara-negara lainnya, juga tidak seragam. Ada karakteristik
yang khas dari masing-masing negara, dan juga perguruan tinggi. Hal ini
menjadikan kekayaan warna dalam studi Islam di masing-masing lembaga dan
negara. Konstruksi semacam ini justru akan semakin memperkaya warna Studi
Islam.
D.
Dinamika Studi Islam di Indonesia
Studi
Islam di Indonesia sebenarnya telah berlangsung cukup lama. Namun demikian,
format, orientasi, dinamika, dan perkembangannya terus berkembang. Islam masuk
ke Indonessia pada Abad ke-7 M, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para Da’i yang
datang ke Indonesia berasal dari Jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan
Bangsa India, yakni Gujarat dan juga China. Kedatangannya melalui berbagai
arah, khususnya dari Jalur Sutra (Jalur Perdagangan).
T.W.
Arnold berpendapat dalam buku The
Preaching of Islam; a History of The Propagation of The Muslim Faith,
menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyah
(abad ke-7 M).
Proses
masuknya Islam ke Indonesia pada umumnya berjalan dengan damai. Sangat sedikit
penyebaran Islam yang harus diwarnai dengan cara-cara kekerasan, karena jalan
dakwah yang ditempuh para mubaligh dihalang-halangi. Hal itu terjadi karena
situasi dan kondisi. Agama Islam juga mudah diterima oleh masyarakat dan cepat
berkembang dalam penyebarannya dan penyampaiannya.
Secara umum Studi Agama Islam masuk
ke Indonesia melalui jalur-jalur perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan,
politik, dan kesenian.
Ø Agama
Islam pada Jalur Perdagangan
Awalnya,
proses dakwah islam adalah melalui jalur perdagangan, lalu lintas perdagangan
pada abad ke-7 hingga ke-16 M, membuat pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia
dan India) turut ambil bagiian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian
barat, tenggara dan timur Benua Asia.
Ø Agama
Islam pada Jalur Perkawinan
Jalur
perkawinan ini lebih menguntungkan dan lebih cepat dalam penyebaran agama
Islam.
Ø Agama
Islam pada Jalur Tasawuf
Tasawuf adalah ajaran (cara dan sebagainya) untuk
mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga memperoleh hubungan
langsung secara sadar dengan-Nya. Orang yang ahli di bidang ilmu tasawuf
disebut sufi.
Ø Agama
Islam pada Jalur Pendidikan
Ajaran-ajaran agama Islam juga melalui jalur
pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang digunakan dan diselenggarakan
oleh guru-guru agama, kyai dan ulama’. Hingga kini, perkembangan pondok-pondok
pesantren terus mengalami kemajuan dalam berkontribusi dalam pembangunan
pendidikan, khususnya pendidikan islam.
Ø Agama
Islam pada Jalur Kesenian
Penyebaran nilai-nilai ajaran Agama Islam dilakukan
oleh para Wali Songo, saluran nilai-nilai ajaran agama islam melalui kesenian
paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dengan sabar, sedikit demi sedikit
Wali Songo memasukkan nilai-nilai ajaran islam ke dalam unsur-unsur lama yang
sudah berkembang, metode ini biasa disebut dengan metode sinkritis.
Ø Agama
Islam pada Jalur Politik
Di beberapa daerah di Indonesia, kebanyakan dari
rakyatnya memeluk Islam setelah penguasa atau rajanya memeluk Islamterlebih
dahulu. Pengaruh politik sangat membantu tersebarnya Islam di Nusantara.
Di
samping iti, kerajaan-kerajaan yang sudah memeluk Islam aktif melakukan dakwah
kepada kerajaan-kerajaan non-Islam. Keagungan kerajaan Islam secara politis
menarik penduduk kerajaan non-Islam dan akhirnya memeluk Islam.
Ø Penyebaran
Islam melalui Jalur Kekuasaan
Proses penyiaran agama Islam di Indonesia dilakukan
dengan berbagai cara, di antaranya melalui kekuasaan politik. Cara tersebut
mempercepat meluasnya ajaran islam. Sebelum Islam dipeluk secara luas,
perkembangan Islam mulanya terjadi hanya di kota-kota pelabuhan. Selanjutnya,
secara perlahan-perlahan agama Islam mulai dipeluk para penguasa pelabuhan
lokal.
Islam
telah memberikan identitas baru sebagai simbol perlawanan terhadap penguasa
pusat yang tidak berlaku beik kepada rakyatnya,. Berangkat dari kerajaan kecil
berbasis maritim, kemudian agama Islam berkembang dan menyebar lebih luas
sampai jauh ke pedalaman.
Sebagai
tindak lanjut dari hasil tersebut, ditunjuklah Harun Nasution untuk menulis
materinya. Buku Islam ditinjau dari
Berbagai Aspeknya dan buku Pembaharuan
dalam Islam merupakan dua buku pengantar studi Islam yang menandai babak
baru dalam studi Islam di Indonesia, khususnya di IAIN. Buku yang pertama
memberikan gambaran secara utuh tentang studi Islam serta cabang-cabang Ilmu
yang dapat dikembangkan didalamnya, yaitu : Islam ditinjau dari sudut Sejarah,
Politik, Filsafat, Pranata, dan sebagainya.
Buku
ini merupakan sebuah pengantar yang cukup baik dari sisi cakupan materi
studi Islam. Sedangkan buku yang kedua
menerangkan bahwa Ilmu yang dikembangkan oleh studi Islam itu tidak statis atau
mati, tetapi terus berkembang hingga zzaman modern sekarang ini.[7] Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa
Studi Islam di Indonesia seelalu dinamis, berkembang, dan mengalami perubahan
demi kontekstualisasi dengan realita yang ada. Ada beberapa hal sebagai gejala
yang baru dalam studi Islam yang penting untuk diperhatikan. Diantaranya
sebagai berikut;
1. Pendekatan
yang beragam dalam memahami keislaman
2. Pengenalan
terhadap berbagai pandangan dan argumen yang berkembang dalam tradisi
keislaman.
3. IAIN
dan STAIN telah memantapkan diri menjadi institusi akademik.
4. Sebagai
centre of exellence bagi pendidikan dan penelitian Islam di Indonesia.
Studi
Islam hanya akan eksis di masa depan jika studi Islam tidak dimaksudkan sebagai
bentuk perumusan ideologi diskursif, tetapi studi Islam benar-benar berangkat
dari persoalan sosial masyarakat lain pada umumnya. Studi Islam dengan
demikian, merupakan responnya sejarah. Persoalan sosial Intelektual adalah
rumusan-rumusan pandangan keislaman yang secara jelas masih mengandung
persoalan didalam masyarakat sehingga tidak menyelesaikan berbagai problem
sosial keagamaan yang ada dan telah dihadapi masyarakat. Sementara itu,
persoalan sosial keagamaan adalah problem-problem keagamaan faktual di
masyarakat yang senyatanya membutuhkan uluran tangan dalam bentuk kerangka
solusi dari kalangan intelektual.[8]
Studi Islam di Indonesia masih dalam
perkembangan untuk mencari format yang lebih baik. Berbagai usaha dan pemikiran
untuk membangun studi Islam yang produktif memang harus terus menerus di
usahakan agar studi Islam memiliki konstribusi konkret dalam menjawab kebutuhan
yang ada. Sebab, studi Islam yang terlepas, atau tidak memiliki kaitan secara
langsung dengan konteks kehidupan umat Islam, akan kehilangan relevansinya.
IV.
KESIMPULAN
Mempelajari tentang Dinamika Islam di
Dunia sangatlah penting bagi pembelajran kita di masa sekarang ini, adapun
pembelajaran Dinamika Islam di Barat. Pembelajaran di negara Barat Membahas
tentang sejarah dan dinamika perkembangan studi islam di negeri Barat yang
dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia beserta beberapa tokoh yang memiliki
peran penting. Dan Kondisi studi Islam di beberapa universitas di negeri Barat.
Selain pembelajaran di Dinamika Islam di
Barat juga ada pembelajaran Dinamika Islam di wilayah Timur Tengah mempelajari
berbagai faktor, diantarannya faktor kebijakan politik, dinamika sosial budaya,
latar belakang pemegang kebijakan pendidikan, perkembangan ekonomi, dan
berbagai faktor lainnya. Dengan menggunakan syariat Islam yang benar dan baik,
serta beberapa universitas yang andil di dalamnya.
Dan selain pembelajaran Dinamika Islam
di negara Barat dan Timur juga ada Dinamika Islam di Indonesia, dinamika dalam
negara Indonesia sangan memperhatikan kondisi dan strateginnya, pertama yang
mengajarkannya dari para pendakwah, Islam masuk ke Indonesia dalam
pembelajarannya melalui jalur-jalur, jalur tesebut dapat kita paparkan seperti;
jalur perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, politik, dan kesenian.
Dalam Dinamika Islam di Dunia ini sangat penting kita pahami agar tidak ada
problematika dengan negara-negara lainnya. Menjadi negara yang berilmu dan
saling membantu antara yang lainnya.
V.
PENUTUP
Demikian
makalah ini kami buat, semoga dapat memberikan manfaat kepada kita semua, dan
dapat memberikan suatu pemahaman kepada pemakalah secara khususnya.
Sekian dari kami apabila ada kesalahan
atau kekurangan dalam penulisan makalah ini atau dalam pemahamannya, dimohon
kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhka.
Dari kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan atas perhatian pembaca kami ucapkan terima kasih.
VI.
DAFTAR
PUSTAKA
Sir Muhammad Iqbal, The Reconstruction of Religious Thought in Islam. (New Delhi-India:
Lahoti Fine Art Press Sui Walan, 1981),
Harry A. Poeze, “Orang-orang
Indonesia di Universitas Leiden,” dalam W.A.L Stokhof dan N,J,G Kaptein
(reduktur), Beberapa Kajian Indonesia dan
Islam, (Jakarta: INIS, 1990).
Alwi Shihab, Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi
Kristen di Indonesia, terj. Ihsan Ali-Fauzi, (Bandung: Mizan,1998).
Muhammad Hatta, Memoir, (Jakarta: Yayasan Hatta, 2002)
Azyumardi Azra, “Studi Islam di
Timur dan di Barat: Pengalaman Selintas,” Ulumul
Qur’an, No.3, Vol.5, 1994.
M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan
Praktek, Cet.III, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001).
Lukman S. Thahir, Studi Islam Interdisipliner,
(Yogyakarta: Qirtas, 2004)
Ngainun
Naim, Pengantar Studi Islam. Agustus,
2009.
[1] Sir Muhammad Iqbal, The Reconstruction of Religious Thought in
Islam. (New Delhi-India: Lahoti Fine Art Press Sui Walan, 1981), hlm:126.
[2] Harry A. Poeze, “Orang-orang
Indonesia di Universitas Leiden,” dalam W.A.L Stokhof dan N,J,G Kaptein
(reduktur), Beberapa Kajian Indonesia dan
Islam, (Jakarta: INIS, 1990), hal: 2.
[3] Alwi Shihab, Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi
Kristen di Indonesia, terj. Ihsan Ali-Fauzi, (Bandung: Mizan,1998), hal:
87.
[4] Muhammad Hatta, Memoir, (Jakarta: Yayasan Hatta, 2002)
[5] Azyumardi Azra, “Studi Islam di
Timur dan di Barat: Pengalaman Selintas,” Ulumul
Qur’an, No.3, Vol.5, 1994, hal; 9.
[6] M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan
Praktek, Cet.III, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal: 27-29.
[7] Lukman S. Thahir, Studi Islam Interdisipliner,
(Yogyakarta: Qirtas, 2004), hal 5-7
[8] Ibid, hal; 352.
Hotels near Casino at Rialto - Mapyro
ReplyDeleteCasinos 김제 출장마사지 near Casino at Rialto, Arizona 고양 출장안마 2021 · 8 Casino 보령 출장샵 Resort · Grand Casino Resort · Fairgrounds Casino Resort · Grand Casino 목포 출장마사지 Resort · Grand Rialto 전주 출장샵 Resort