Judul : Kajian Historis Islam dan Budaya
Jawa di Museum Ronggowarsito
Penulis : Ismi Nur Lailil M.
Identitas
Penulis :
Ismi Nur Lailil Mufarrokhah lahir di
Semarang, 27 Mei 1996. Jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SDN Sukorejo 03 Gunung Pati, SMP Roudlotus
Saidiyyah Gunung Pati, dan melanjutkan ke MAN 1 Semarang. Sekarang sedang
melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang dengan
Fakultas Tarbiyah dan Jurusan Manajemen Pendidikan Islam.
Lembar kerja ini merupakan artikel dalam
mengikuti mata kuliah Islam dan Budaya Jawa dengan Dosen Pengampu Rikza
Chamami. Artikel ini dilampirkan dalam bentuk sederhana dan menuntut mahasiswa
untuk aktif dalam pengamatan mata kuliah Islam dan Budaya Jawa yang diadakan di
Museum Ronggowarsito pada tanggal 24 April 2016, agar mata kuliah yang terkesan
membosankan akan lebih menarik dan lebih asyik lagi untuk mempelajari Islam
dan Budaya Jawa.
Isi
Artikel :
Museum Ronggowarsito Jawa Tengah yang
didirikan pada 5 Juli 1989 yang berada di Jl. Abdul Rahman Saleh No.1
Kalibanteng, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini didirikan untuk
menyimpan dan memamerkan berbagai warisan islam dan jawa kuno dimana
budaya-budaya yang perlu kita ketahui khususnya budaya Kota Semarang.
Dalam museum ini memiliki berbagai macam
koleksi dari zaman peninggalan budaya dan kerajinan dari peradaban Hindu dan
Budha, seperti adanya miniatur dari candi-candi yang ada di Jawa Tengah,
berbagai arca-arca, berbagai perunggu pada peradaban zaman dahulu dan juga ada
miniatur patung Dewa Hindu dan Budha, dan sebagainya. Ada juga koleksi
kebudayaan yang bercorak Islam dari miniatur Masjid Agung Demak dan Menara
Masjid Kudus, replika kaligrafi, salinan Al-Qur’an yang ditulis dengan tangan,
dan masih banyak lagi.
Koleksi yang lain terdapat berbagai
wahana Geologi, Geografi dan wahana tentang Paleontologi dan adanya
binatang-binatang langka yang diawetkan. Ada juga koleksi-koleksi yang
bersejarah perjuangan Indonesia dimana benda-benda yang dipakai ketika perang
pada zaman pertempuran bangsa Indonesia yang merebut kemerdekaannya.
Pertempuran yang terjadi seperti pertempuran Lima Hari Semarang, Pertempuran
Pemberontakan PKI di Cepu, Serangan 1 Maret dan yang lainnya.
Mengetahui berbagai koleksi di Museum
sangat menyenangkan apalagi mengetahui berbagai koleksi tentang kerajinan dan
kesenian tradisional dimana ada macam-macam kerajinan tradisional seperti
berbagai motif batik yang ada di Jawa Tengah. Dan kesenian tradisional yang
menampilkan koleksi benda dan peralatan kesenian yang menjadi seni pagelaran,
seni pertunjukan dan seni musik yang ada di Jawa Tengah. Koleksi-koleksi di Museum Ronggowarsito
sangat banyak kurang lebih memiliki 59784 koleksi.
Dengan berkunjung di Museum
Ronggowarsito pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan adalah pengetahuan
tentang Awal Mula Semarang dimana Kota Semarang dimasa awal peradaban Islam di
Pulau Jawa pada abad ke 16 Masehi. Dimana Ki Ageng Pandanaran seorang keturunan
ningrat dari kerajaan Demak yang enggan memilih untuk menjalani kehidupan
sebagai tokoh penyebar agama Islam. Ki Ageng Pandanaran mendirikan pesantren
dengan membuka kawasan hutan, yang kita kenal dengan kawasan Babakan.
Semakin berkembang pemukiman yang
didirikan Ki Ageng Pandanaran yang juga dikenal sebagai Pandanaran I, lalu
didirikanlah beragam sarana pendukung
seperti masjid, pasar, lahan pertanian. Kelak inilah yang membuat
Pandanaran I disebut sebagai Juru Nata yang akhirnya hingga sekarang menjadi
kawasan di sebelah Babakan yaitu Jurnatan. Sepeninggal Pandaran I pada 1496,
puteranya Pandanaran II meneruskan ayahnya dan Semarang pun semakin berkembang.
Hingga akhirnya diputuskan wilayah
Semarang menjadi Kabupaten di bawah Kesultanan Pajang Sultan Hadiwijaya
2 Mei 1547.